Ada cerita tentang kakek tua yang bongkok dan, mempunyai rumah gubuk yang mungkin bisa disebu tidak berbentuk lagi. ia pekerja keras sampai sampai, tak sedetikpun waktu ia lewati dengan kegiatan yang tidak beguna.
Suatu hari ia bertemu seorang pemuda pemalas dan, hampir seluruh hidupnya ia gunakan hanya untuk berfoya-foya di waktu itu... saat kakek tua sedang berjalan membawa air di dalam gentong ke arah pemuda itu, tidak sengaja kakek tua itu menumpahkan air kepada pemuda yang sedang menikmati tidurnya itu "e..e...e..h!! maaf tuan saya tak sengaja melakukanya...!" sambil tersenyum, "apa-apaan ini..!!! hey lelaki tua bongkok!!!, apa kau tak melihat perbuatanmu itu!?," teriak pemuda itu "tapi maaf tuan, tuan yang menghalangi kami yang sedang mencari nafkah ini..."dengan lembutnya "apa!!!" kehilngan kesabaran, kemudian pemuda itu memukuli kakek tua hingga babak belur.
"Awas bongkok!!! bila aku melihatmu lagi, jangan harap kau lihat matahari lagi. kalau sudah tua mengapa kau tak diam di rumah saja!?, biar tidak mengganggu!, sudah tua masih kerja, dasar bodoh!!!" maki pemuda itu. Ketika pemuda itu akan meninggalkan sang kakek tua, kakek teriak dengan suaranya yang rapuh "hey pemuda!!!, lebih baik aku mati bekerja untuk kebaikan, daripada mati diatas selimut yang berlapiskan syetan!!!, jahannam kau...!!!" teriakanya menusuk setiap hati yang kotor.
Saat kakek itu hampir menghembuskan nafasnya yang terakhir, ia berdo'a "ya... allah....! sadarkanlah pemuda ini untuk senantiasa bekerja di jalanmu, jangan engkau ambil ia saat syetan menyelimuti hatinya yang kosong akan petuah ya... allah...!" teriak kakek tua itu.
Isak tangis msyarakat yang mendengar rintihanya, menyertai kematian kakek tua itu. Tiba-tiba pemuda yang telah membunuh sang kakek menangis dan menghamiri sang kakek, yang tergeletak tak bernyawa, "kek! maaf kan aku... aku menyesal telah melakukan ini padamu, sang bijak... benar katamu aku hanya pemuda jahannam yang berselimutkan syetan. Aku berjanji kek! tak akan pernah ada yang mendzolimi orang seperti mu lagi!, aku berjanji!"
Hingga akhirnya pemuda itu bekerja mencari nafkah sendiri, dan membuat sebuah panti sosial yang bertujuan memberi kebahagiaan untuk kaum tua...